This post has already been read 613 times!
Assalamualaikum Wr Wb

Salam sejahtera untuk kita semua, semoga Tuhan selalu membingkai keberagaman negeri ini menjadi ikatan yang tak terpisahkan sebagai sebuah bangsa dan perbedaan yang ada, tetap menjadi kekuatan, dalam kita Berbhineka.
Merdeka…
Ini tulisan pertama saya sejak dua bulan terakhir. Entah mengapa macet otak saya sepertinya dalam bercerita. Semoga isu yang saya angkat kali ini dapat membuat kita paham, kita berada di posisi mana…
Mendadak Pancasila!
Isu tersebut ramai sekali diperbincangkan saat ini, musababnya karena RUU HIP yang konon jadi RUU prioritas di Prolegnas DPR RI. Hal tersebut memancing reaksi publik atas upaya tuan yang terhormat si Senayan yang katanya mau merubah Pancasila. Tak urung demo berjilid dimulai lagi. Ramai pesertanya. Walau tak sedikit yang tidak paham apa tujuan aksi mereka?

Ada yang bilang mereka ikut demo karena masjid Istiqlal mau ditutup ada yang bilang cuma ikut-ikutan saja. Ada lagi yang bilang kalau mereka barisan manusia pembela Pancasila, padahal nyatanya mereka minta khilafah. Tapi entahlah, menurut saya demo di tengah pandemi seperti ini, tidak cukup baik untuk kelangsungan hidup umat manusia.
Kelakuan DPR ini memang kadang-kadang menurut saya. Apa tidak ada prioritas lain yang harus mereka kedepankan selain membuat gaduh republik ini. Coba misalnya yang jadi RUU prioritas di Senayan sana adalah UU ASN yang jadi batu sandungan tenaga honorer tanah air itu mereka prioritaskan. Saya berani pastikan keributan yang berlangsung saat ini tak akan terjadi. Toch janji mereka merevisi UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN itu juga sudah sejak lebaran kuda mereka ikrarkan. Tapi celakanya tak kunjung jadi. Honorerpun dipaksa gigit jari. Lagi dan lagi.
mantaPBB